Oleh : Ani Ariyanti dan Ilma
PMR SMK PGRI Minasatene Pangkep
Setelah Prosesi penyumpahan telah dilaksanakan, kami akan
melaksanakan praktek ke beberapa tempat praktek selama tiga bulan, tujuannya
untuk menerapkan ilmu yang selama ini kami dapatkan disekolah dan menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah kami, akan tetapi lain halnya
pada salah satu teman kami saat dia melaksanakan praktek .
Berawal dari pertemuan saat dia praktek, dua insan ini
saling tertarik satu sama lain, akhirnya mereka berdua tukaran nomor handphone,
pin BB bahkan tukaran nama facebook. Pesatnya perkembangan teknologi dan
komunikasi melancarkan komunikasi mereka, yang awalnya hanya sms, telepon dan
chat merubah jadi pertemuan mereka. Sehingga setelah pertemuan itu, mereka
mengikrarkan hubungannya disalah satu cafe yang terletak dikota dengan merubah
status pertemananya menjadi status berpacaran.
Sebut saja dia “Mawar”,
sejak berpacaran dia seakan-akan lupa dengan tugasnya sebagai seorang siswa
yakni menuntut ilmu ditempat praktek.Bahkan tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya disekolah ia abaikan karena Mawar hanya mementingkan pacarnya saja
dibandingkan apa yang seharusnya dikerjakan sebagai seorang siswa yang lagi praktek,
apalagi sang pacar sering menjalin komunikasi, bahkan ia sudah sering mengantar
jemput si Mawar tersebut.
3 bulan bukanlah waktu yang singkat untuk praktek apalagi
jadwal dinas atau praktek kami berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang
lain yang saling bergantian tiap dua minggu sekali, selain itu yang menjadi
tanggung jawab saat kami praktek adalah pembimbing lahan dan pembimbing
institusi dari sekolah, apalagi saat praktek kami tinggal disebuah kos-kosan, jadi
kami terlepas dari pantauan orang tua di rumah.
Jauh dari orang tua, moment ini yang dimanfaatkan si
Mawar, yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, apalagi si Mawar dari
keluarga yang lumayan mapan jika dibandingkan dari teman-temannya yang lain, bahkan
semua kebutuhan pribadinya terpenuhi dari kedua orang tuanya, sekalipun uang
jajan tidak pernah kekurangan sedikit pun. Itulah yang membuat pacar si Mawar inipun
semakin jatuh hati, apalagi sejak masa pacaran si Mawar sering kali memberikan
barang-barang kebutuhan lelaki tersebut.
Hari demi hari pun telah berlalu ditempat praktek ada
waktu dimana si Mawar pergi bersama pacarnya dan saat itu pula si Mawar tidak
pulang ke tempat kostnya bersama teman-temannya
yang lain, dan katanya lewat sms ia bermalam dirumah teman pacarnya yang
juga perempuan. Dua hari telah berlalu si Mawarpun tak kunjung pulang di tempat
kosnya dan handphonenya pun di non aktifkan, sehingga kami sebagai
teman-temannya merasa gelisah karena saat terakhir kami melihat si Mawar pergi
bersama pacarnya. Pada suatu hari pembimbing lahan kami mencari si Mawar kami
sebagai teman kelompoknya pun terpaksa mengatakan jika si Mawar pulang ke
rumahnya karena neneknya meninggal dunia.
Setelah
kami menunggu lama akhirnya hari ke-3 kepergian si Mawarpun kembali ke kos, dengan
diantar oleh pacarnya tersebut. Si Mawarpun langsung masuk ke kamarnya, saat
kami tanya ia hanya diam seribu bahasa, sesekali terdengar isak tangis yang
pada waktu itu kami tidak mengerti hal apa yang terjadi pada si Mawar sepulang
dari pertemuan mereka berdua, akhirnya tak lama diapun bercerita tentang
pertemuan ia dengan pacarnya, dimana mereka selama 2 hari berada di tempat
penginapan yang dialakukan layakanya sebagai seorang suami istri. Astagfirullah
Al Adzim, sungguh diluar dari dugaan kami mereka lakukan berdua. Kami pun berusaha
menenangkan si Mawar dan berusaha menyadarkan tentang apa yang ia lakukan agar
ia tidak mengulang kesalahan itu kembali karena yang ia perbuat itu sangat
dibenci dan dilarang oleh agama, apalagi si Mawar seorang muslimah yang masih
luguh dan polos, yang setahu kami Mawar dari keluarga yang terpandang
dikampungnya dan taat dalam beragama.
Tak terasa 3 bulan praktek telah berlalu dan si Mawarpun
kembali kesekolah untuk belajar seperti biasanya, si Mawar dengan kekasihnya
ibaratnya jarang bertemu lagi karena itu permintaan si Mawar agar ia tak mau di
temui oleh kekasihnya, mungkin ia menyadari hal yang pernah ia perbuat
sebelumnya, dengan alasan ia sudah sibuk untuk belajar di sekolah.
Sudah 1 bulan si Mawar mengatakan ia tidak haid, selera
makan semakin berkurang, kadang merasa sakit kepala dan mual-mual. Kami sebagai
temannya melihat perkembangan itu, sehingga kami merasa curiga, jikalau ini
tanda-tanda kehamilan kemudian kami pun menyarankan untuk yang namanya plano
test/test pack pada urine. Saat melakukan plano test tampaklah 2 garis dimana itu
pertanda bahwa si Mawar hamil. Kami bertiga terkejut dan heran, melihat hasil
plano testnya, apalagi si Mawar yang merasa tidak tenang lagi dan tampak pucat
dengan semua itu. Kami berusaha menenangkan Mawar yang tak kuasa menahan air
mata kesedihannya.
Dalam kehamilannya si Mawar ingin menggugurkan
kandungannya karena ia takut pada orang tuanya yang mungkin karena orang tuanya
orang terpandang di kampungnya dan kehamilannya diluar nikah. Sehingga berbagai
cara ia lakukan untuk aborsi/menggugurkan kandungannya seperti ia sudah memakan
durian dalam jumlah yang banyak, juga minum minuman sprite campur obat-obatan, serta
ikut dalam lomba baris berbaris, akan tetapi itu semua tidak berhasil karena
mungkin sudah takdirnya untuk menjadi seorang ibu. Akhirnya iapun pasrah dan
menerima semua yang telah terjadi pada dirinya.
Setelah 3 bulan dia jalani proses belajar di sekolah dan
telah menjalani ujian kenaikan kelas dan si Mawar dinyatakan telah naik ke kelas
XII. Pada awal semester kelas XII, si
Mawar pun keluar lagi untuk praktek selama 1,5 bulan tapi di tengah perjalanan
prakteknya ada salah satu senior yang curiga kepadanya akan gerak geriknya
seperti pada saat jalan, ia menutupi perutnya dengan tas maupun buku dan ciri-ciri
orang hamil nampak pada dirinya seperti panggulnya melebar dan buah dada yang membesar,
sehingga senior tersebut menghubungi gurunya di sekolah karena kecurigaan
tersebut, namun gurunya tak percaya dengan hal tersebut, akhirnya gurunya pun
menyelidiki sendiri tentang kebenaran itu tanpa diketahui oleh si Mawar. Setelah
melihat langsung kebenaran yang nampak pada diri si Mawar gurunya pun langsung
curiga. Keesokan harinya gurunya menemui si Mawar dengan langsung dan
menanyakan kejadian yang dialaminya tersebut tapi si Mawar takut untuk
mengatakan hal yang sebenarnya, akhirnya ia menghubungi sahabatnya melalui pesan
sms untuk datang membantunya menceritakan hal yang telah terjadi pada dirinya.
Tak
lama kemudian sahabatnya pun datang dan langsung menemui si Mawar, Mawarpun
langsung menjelaskan kejadian yang telah dialaminya dibantu oleh kedua
sahabatnya yang juga mengetahui kejadian tersebut. Akhirnya sang guru pun telah
mendengarkan pengakuan si Mawar dan kedua sahabatnya dan guru pun memberitahukan
kepada si Mawar bahwa si Mawar tidak dapat lagi melanjutkan prakteknya dan di berhentikan
dari sekolah.Akan tetapi si Mawar meminta kepada pihak sekolah agar diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan sekolahnya hingga tamat, tapi karena mengingat
ia sebentar lagi akan Ujian Nasional dan pihak guru pun memberikan penjelasan
kepada si Mawar bahwa siswa/siswi yang telah mencoreng nama baik sekolah maka
ia harus dikeluarkan dari sekolah karena itu sudah ketentuan dari
sekolah,dengan hati yang pasrah si Mawar pun menerima konsikuensi hal tersebut
karena mengingat semakin hari perutnya semakin membesar. Maka dari itu, pihak
guru pun mengusulkan kepada si Mawar agar menceritakan hal ini kepada orang
tuanya dan segera mencari lelaki itu untuk bertanggung jawab dan segera
menikahi si Mawar, kamipun sebagai sahabatnya mendukung hal tersebut dan
akhirnya Mawarpun bersedia menceritakan hal ini kepada orang tuanya. Kami
sebagai sahabatnya dan guru-gurupun mengantarkan si Mawar bertemu dengan kedua
orang tuanya.
Setelah kami sampai kerumahnya, pihak dari orang tua
Mawarpun mempersilahkan kami semua untuk masuk kedalam rumah dan tanpa basah
basi Mawarpun langsung menceritakan kejadian tersebut, kedua orang tuanyapun
kaget atas pengakuan anaknya si Mawar dan Ayahnya langsung marah mendengar
cerita Mawar akan tetapi guru tersebut berusaha menenangkan Ayahnya dan
akhirnya Ayahnya pasrah menerima semua kehendak
Allah S.W.T yang telah terjadi pada anaknya. Orang tuanya pun langsung
mencari si lelaki tersebut dengan mendatangi rumah si lelaki itu dan berbicara
dengan baik kepada orang tua si lelaki tersebut untuk mendapatkan pertanggung
jawaban apa yang telah diperbuat oleh anaknya. Dan akhirnya pihak si lelaki pun
bersedia untuk bertanggung jawab setelah mendengar pengakuan dari anaknya yakni
pacar si Mawar dan akan segera menikahi si Mawar. Akhirnya Mawarpun menikah
dengan lelaki tersebut akan tetapi cita-cita menjadi pupus ditengah jalan dan
di depan mata sudah terjadi realita yang harus dia jalani yakni membesarkan
anaknya dan menjadi Ibu Rumah Tangga untuk keluarganya.
Posting Komentar