INFO MARKAS

Share Your Mind #18 "KENAKALAN REMAJA TAK SEPENUHNYA KESALAHAN ORANG TUA"


Oleh : Aryuni Utariningsih dan Andi Herni Hermayani
PMR SMA Negeri 10 Bulukumba

Usia remaja bagi kebanyakan orang mungkin merupakan masa yang paling sulit. Di usia dua belas tahun, kita masih dianggap sebagai anak-anak. Kita masih bergantung pada orang tua, bahkan mungkin kita berpikir merekalah yang paling benar dalam segala hal dalam hidup ini (hal ini bisa benar, namun bisa juga tidak benar). Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang berusia berkisar antara 12-18 tahun yang sedang dalam tahap mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang dari norma-norma yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.
Kenakalan remaja meliputi, kebut-kebutan di jalanan, penyalahgunaan narkotika, perilaku seksual pranikah, tawuran, melawan orang tua dan guru, malas beribadah, berbohong kepada semua orang, merusak fasilitas umum, suka terlambat, serta judi besar-besaran maupun kecil-kecilan.
Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja sangat beragam, seperti kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua ataupun keluarga. Minimnya pemahaman tentang agama, pergaulan bebas, peran dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak negatif. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobi yang dimiliki remaja, kebebasan yang berlebihan, serta masalah yang dipendam.
Banyak media yang mengatakan bahwa penyebab utama kenakalan remaja disebabkan orang tua. Bahkan anggapan-anggapan tersebut terus berkembang sehingga ketika perilaku ini terjadi pada anak maka yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, sebab kenakalan terjadi pada saat remaja tidak berada di rumah. Jadi, kurang  tepat bila dikatakan kenakalan remaja akibat kesalahan orang tua. Lingkungan banyak berpengaruh pada perkembangan. Orang tua tidak perlu disalahkan dalam hal kenalakan remaja yang banyak dipengaruhi oleh pergaulan, seperti pergaulan dengan teman maupun pengaruh media massa yang berdampak negatif.
Kasus pertama, ketika seorang anak meminta izin kepada orang tua untuk mengerjakan tugas di rumah salah seorang temannya dan orang tua telah percaya pada si anak dengan harapan si anak benar-benar mengerjakan tugas bersama temannya. Ternyata kepercayaan orang tua tidak dihiraukan, si anak justru ke tempat lain untuk melakukan balapan liar.
Kasus kedua, ketika seorang anak meminta izin kepada orang tua untuk mengerjakan tugas di rumah seorang temannya, berhubung karena tempatnya jauh, orang tuanya pun mengantar demi keamanan si anak. Tiba di rumah temannya, orang tuanya pun memberikan tenggang waktu untuk datang menjemput anaknya kembali. Sang orang tua pun berpikir bahwa anaknya memang akan mengerjakan tugasnya. Tanpa berpikir lagi orang tua si anak kembali ke rumahnya. Beberapa saat kemudian sang anak menelpon pacarnya dan menyuruhnya untuk datang ke rumah temannya. Ketika sang pacar datang terjadilah hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh anak usia remaja (di bawah umur).
Dalam kasus di atas terbukti bahwa kenakalan remaja tidak sepenuhnya kesalahan orang tua, melainkan dari pribadi remaja itu sendiri yang membiarkan diri mereka terjerumus dalam hal-hal yang tidak seharusnnya mereka lakukan sebagai seorang remaja. Kasus tersebut pun membuktikan bahwa orang tua tidaklah sepenuhnya salah dalam hal kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh anak mereka. Orang tua telah melakukan pengawasan terhadap anak mereka masing-masing agar kelak anak mereka menjadi orang yang berguna dan sukses dalam kehidupannya nanti.
Ada beberapa cara yang dapat  dilakukan untuk mengantisipasi kenakalan remaja yang terdapat di beberapa media atau lingkungan antara lain :
1.      Lingkungan Keluarga (Orang tua) :
§  Perlunya kasih sayang dan perhatian orang tua dalam hal apapun. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Contohnya, orang tua memperbolehkan kita para remaja melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan orang tua telah melewati batas wajar, di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk memberitahu anak akan akibat yang bisa ditimbulkan bila terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Cara penyampaiannya juga tidak kasar agar perasaan anak tidak terluka, mengingat masa remaja adalah masa yang labil.
§  Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti TV, radio, internet, handphone dll.
§  Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaannya.     
2.      Lingkungan Sekolah :
§  Perlu bimbingan kepribadian di sekolah, karena di sanalah tempat kita lebih banyak menghabiskan waktu selain di rumah.
§  Memberi ruang untuk siswa yang nyaman agar belajar dan berkembang sesuai dengan minat bakatnya baik dalam akademik maupun non-akademik.
§  Mewajibkan setiap siswa agar memilih ekstrakurikuler sesuai dengan hobi atau bakat, karena dengan begitu apa yang dianugerahkan Allah SWT untuk kita terarah dengan baik dan positif.
§  Menciptakan lingkungan belajar di dalam kelas dan lingkungan sekolah yang kondusif, dan menjadi contoh keteladanan agar dapat dicontoh oleh siswa.
§  Memotivasi siswa baik melalui pendekatan secara formal maupun informal.
§  Menerapkan sanksi atau hukuman yang tegas bagi siswa yang melakukan kenakalan atau pelanggaran di sekolah.
Terlepas dari itu semua yang dibutuhkan remaja adalah perhatian dari semua pihak keluarga, teman dan lingkungan sekitarnya. Jangan menyalahkan pihak-pihak yang tidak sepatutnya disalahkan. Ini hanya masalah waktu bagi perkembangan diri dalam mencari jati diri pada seorang remaja yang beranjak menuju kehidupan yang sesuai. Mari kita sama-sama meneriakkan pada dunia bahwa ‘’Aku Remaja, Aku Sehat, dan Aku Bisa.’

Posting Komentar

 
Back To Top