INFO MARKAS

Share your Mind #22 "KETIKA NARKOBA DAN HIV-AIDS MENGHINGGAPI KEHIDUPAN REMAJA DI KABUPATEN BULUKUMBA"


Oleh :  Andi Riska Fitriani dan Hisbullah
PMR SMA Negeri 12 Bulukumba

Masa remaja merupakan masa seseorang dalam kondisi pubertas aktif yang mana segala sesuatu baginya ingin diketahuinya. Oleh karena itu, pada masa remaja seorang anak sangat perlu mendapatkan bimbingan moral maupun spiritual. Sebagai makhluk yang mempunyai sifat egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah terpengaruh. Oleh karenanya pada masa ini mereka sangat rentang dalam hal yang dapat mempengaruhi perilaku baik ataupun buruk. Salah satu contoh perilaku buruk yang dapat menghinggapi jiwa seorang remaja adalah keinginan untuk mencoba dan merasakan minuman keras, narkoba, bahkan seks bebas.
            Saat ini, peredaran narkoba semakin meluas sampai di kalangan remaja (siswa) bahkan sudah sampai di daerah pedesaan. Bahkan di daerah kami yang merupakan daerah pelosok atau daerah pegunungan yang terletak di kecamatan Kindang kabupaten Bulukumba juga sudah terpengaruh dengan narkoba dan seks bebas. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi masyarakat Kindang yang cukup bagus sehingga para pengedar narkoba menjadikan Kindang sebagai daerah atau basis utama dalam mengedarkan narkobanya.
Ketika para pemakai narkoba di kabupaten Bulukumba telah sakauw, maka mereka tidak dapat lagi berpikir panjang untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan adat dan hukum. Bahkan mereka seenaknya dapat melakukan seks bebas tanpa memikirkan dampak negatif yang akan didapatkannya setelah melakukan hal tersebut.  Hal ini merupakan salah satu penyebab tertularnya penyakit HIV-AIDS di Bulukumba.
Berdasarkan data penelitian, penderita penyakit AIDS di Kabupaten Bulukumba dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan sekarang ini, kabupaten Bulukumba menempati urutan ke-3 penderita terbanyak pengidap penyakit HIV- AIDS di Provinsi Sulawesi selatan, hanya dibawah kota Makassar dan Pare-pare. Faktor penyebab paling tinggi adalah penggunaan narkoba dan seks bebas. Hal ini merupakan komerosotan moral yang terjadi pada para remaja yang ada di Bulukumba.
Apabila hal ini terus dibiarkan tanpa ada perhatian yang sangat serius dari orang tua, masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga yang berkompeten dengan masalah tersebut, maka beberapa tahun ke depan moral dan karakter generasi muda akan semakin hancur.
            Sebagai relawan muda yang peduli remaja, maka kewajiban kitalah untuk senang tiasa melakukan sosialisasi ataupun kampanye kepada teman-teman sebaya kita bahwa penggunaan narkoba dan seks bebas adalah hal yang tidak memiliki manfaat, bahkan hanya membawah madharat bagi kehidupan kita. Salah satunya kita dapat terjangkit penyakit HIV – AIDS. Kita harus sadar dan selalu mengingatkan kepada teman-teman kita bahaya dari pemakaian narkoba dan penyakit HIV-AIDS.
            Penyakit HIV-AIDS merupakan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya untuk menyembuhkan penyakit HIV-AIDS. Namun, satu hal penyakit ini dapat DICEGAH. Pencegahanlah solusi yang paling tepat untuk mengurangi jumlah penderita penyakit HIV-AIDS.  
Pencegahan penyakit HIV-AIDS ini dapat dicegah melalui ABCDE, yaitu:
a.       A (Abstinence)
Abstinence alias puasa bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat dengan sanggama. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasme ) sebenarnya kurang baik. Namun, risikonya paling kecil. Jadi, dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan.
b.      B (Be Faithful)
Be Faithful alias setia pasangan hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersanggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus , seorang suami bisa beristrikan dua hingga empat. Yang penting, kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami. Disinipun, jika suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak berisiko.
c.       C (Condom)
Condom alias kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus seperti para suami atau remaja yang tidak kuat puasa atau setia ( ataupun onani ) dan masih mendorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS. Ini juga bisa melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para tuna susila, patut ditumbuhkan anjuran pemakaian kondom pada pasangan kencan mereka.
d.      D (No Use Drug) adalah tidak menggunakan narkoba, karena saat sakau pengguna narkoba tidak sadar sehingga menggunakan jarum secara bergantian. Pemakai narkoba jarum suntik sangat beresiko tertular HIV karena penggunaan jarum suntik yang berganti-ganti dengan sesama pemakai. Saat kondisi sakauw, pemakai tidak mungkin bisa berpikir panjang dan jernih untuk hal apapun, termasuk mensterilkan atau mengganti jarum suntik, sehingga tiap orang yang pakai narkoba biasanya tidak sadar saat melakukan tindakan beresiko tertular HIV.
Hal ini makin didukung juga dengan sikap solidaritas sesama pemakai dengan menggunakan jarum bergantian. Di antara mereka, tidak ada juga yang tahu kondisi temannya apakah terinfeksi HIV atau tidak. Memakai narkoba tidak hanya merusak tubuh dengan zat adiktif, tapi juga sarana penyebaran beberapa virus seperti HIV, Hepatitis dan lain-lain.
Orang yang tidak terinfeksi HIV lalu memakai jarum suntik bersama dengan ODHA (orang dengan HIV AIDS) akan langsung tertular. Tes HIV baru bisa mendeteksi HIV dalam tubuh setelah 6 bulan setelah melakukan perilaku beresiko, namun selama kurung waktu tersebut dia sudah dapat menularkan HIV ke orang lain. Pemakaian narkoba tanpa jarum suntik pun dapat membuka pintu resiko terhadap penularan apabila mendorong pemakai melakukan seks beresiko (misalnya, beberapa jenis narkoba menstimulasi dorongan seksual).
e.       E (Education)
Bekali diri dengan informasi yang benar mengenai HIV dan AIDS dan bantu sebarkan kepada orang lain.
Oleh karena itu, mencegah adalah satu-satunya pilihan untuk tidak terinfeksi HIV. Jika merasa berisiko terinfeksi, maka segera melakukan konseling dan tes HIV. Namun, terinfeksi HIV bukanlah akhir dari hidupmu!.
Selain cara pencegahan tersebut di atas, maka hal yang dapat dilakukan lagi adalah memperbanyak sosialisasi tentang penyakit HIV – AIDS dan mengkampanyekan begitu berbahayanya penyakit HIV – AIDS. Dan perlunya peranan orang tua di rumah untuk senantiasa mengawasi segala bentuk kegiatan dari anaknya dan para guru di sekolah untuk melakukan pengawasan yang ketat dan pemberian bimbingan moral yang tak kenal lelah kepada peserta didik.

            Sebagai penutup, say no to drugs and HIV – AID dan ingat Narkoba adalah kado terindah dari NERAKA....!!!

Posting Komentar

 
Back To Top