Bagi Indonesia, Ketahanan pangan masih menjadi
diskursus dalam polemik. Pada praktiknya, permasalahan ketahan pangan di
indonesia masih terus terjadi, masalah ini mecakup empat aspek. Aspek pertama adalah
aspek produksi dan ketersediaan pangan. Ketahanan pangan menghendaki
ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk dan setiap rumah tangga.
Dalam arti setiap penduduk dan rumah tangga mampu mengonsumsi pangan dalam
jumlah dan gizi yang cukup. Permasalahan aspek produksi diawali dengan
ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. permasalahan aspek produksi
diawali dengan ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan permintaanya. Permasalahan
ini akan berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan. Ketersediaan bahan pangan
bagi penduduk akan semakin terbatas akibat kesenjanagan yang terjadi antara
produksi dan permintaan. Selama ini, permasalahan ini dapat teratasi dengan
impor bahan pangan tersebut. Namun, sampai kapan bangsa ini akan mengimpor
bahan pangan dari luar? Karena hal ini tidak akan membuat bangsa ini
berkembang. Sebaliknya akan mengancam stabilitas ketahanan pangan diindonesia
dan juga mengancam produk dalam negeri.
Aspek
selanjutnya adalah aspek distribusi. Permasalahan didalam pembagunan ketahanan
pangan adalah distribusi pangan dari daerah sentra produksi ke konsumen disuatu
wilayah. Distribusi adalah sustu proses pengangkutan bahan pangan dari suatu
tempat ke tempat yang lain, biasanya dari produsen ke konsumen.
Berikut
ini ada empat akar permasalahan pada distribusi pangan, yang dihadapi. pertama,
dukungan infrastruktur, sarana transportasi, sistem transportasi, dan masalah
keamanan dan pungutan liar.
Aspek
yang lain yang tak kalah penting ialah aspek konsumsi diawali dengan suatu
keadaan dimana masyrakat imdonesia memilki tingkat konsumsi yang cukup tinggi
terhadap bahan pangan beras. Berdasarkan data tingkat konsumsi masyarakat
indonesia terhadap beras sekitar 134 kg per kapita. Walaupun kita menyadari
bahwa beras merupakan bahan pokok utama masyarakat indonesia. Keadaan ini dapat
mengancam ketahanan pangan negra kita. Jika kita melihat produksi beras di
Indonesia dari tahun ke tahun tidak diimbangi dengan tingkat konsumsi
masyarakat terhadap beras yang terus meningkat. Walaupun selama ini keadaan ini
bisa teratasi dengan mengimpor beras.
Pola
konsumsi masyarakat terhadap suatu bahan pangan sangat dipengaruhi oleh dua
faktor, diantaranya: tingkat pengetahuan masyarakat tersebut terhadap bahan
pangan atau makanan yang di konsumsi dan pendapatan masyrakat. Tingkat
pengetahuan masyrakat terhadap bahan pangan juga sangat memengaruhi pola
konsumsi masyarakat tersebut.
Pola
konsumsi mayarakat terhadap suatu bahan pangan sangat dipengaruhi oleh dua
faktor, diantaranya tingkat pengetahuan masyrakat terhadap beban pangan juga
sangat memengaruhi pola konsumsi masyarakat tersebut.
Aspek
terakhir ialah aspek kemiskinan. Ketahanan pangan di indonesia sangat
dipengaruhi oleh aspek kemiskinan, kemiskinan menjadi penyebab utama kemiskinan
permasalahan ketahanan pangan di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan tingkat
pendapatan masyarakat miskin di bawah rata-rata sehingga tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Tidak tercukupi pemenuhan kebutuhan
masyrakat dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah juga akan memengaruhi
tidak terpenuhinya status gizi masyarakat. Tidak terpenuhinya status gizi
masyrakat akan berdampak pada tingkat produktivitas masyarakat indonesia yang
rendah. Status gizi yang rendah juga berpengaruh pada tinglat kecerdasan
generasi muda suatu bangsa. Oleh karena itu dapat kita kaitkan dari tahun ke
tahun kemiskinan yang dikaitkan dengan tingkat perekonomian, daya beli, dan
pendapatan masyarakat yang rendah sangat berpengaruh terhadap stabilitas
ketahanan pangan di Indonesia.
Posting Komentar