INFO MARKAS

Apapun Makanannya, Bukan Teh Minuman Pendampingnya


Teh merupakan salah satu produk unggulan yang dikonsumsi oleh masyarakat sepanjang hari. Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, minum teh setelah makan sudah jadi hal yang lumrah. Rasa dan aroma teh yang ringan tetapi kaya manfaat memang cocok untuk membantu membersihkan mulut dan lidah dari sisa-sisa makanan. Namun, tahukah Anda bahwa minum teh setelah makan ternyata ada efek sampingnya?
Setelah makan, pencernaan bekerja untuk menyerap berbagai nutrisi dan zat dari makanan yang masuk. Teh bisa mengganggu proses ini. Beberapa hal berikut ini dapat menggambarkan efek dari minum teh setelah makan. Sebelum lebih jauh membahas efek dari minum teh, ada beberapa hal yang harus kita ketahui terlebih dahulu, yakni sebagai berikut:

1.    Khasiat dan kandungan dalam teh
     Teh adalah salah satu minuman yang kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Minuman favorit banyak orang ini memiliki antioksidan yang tinggi. Antioksidan mampu meregenerasi dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, mencegah penuaan dini, dan melawan radikal bebas. Walau tidak sebanyak kopi, teh juga mengandung kafein yang akan membantu Anda tetap segar dan waspada. Untuk melancarkan sistem pencernaan Anda, beberapa jenis teh herbal seperti teh chamomile dan teh hijau bisa jadi solusinya.
     Banyak penelitian membuktikan bahwa rutin minum teh bisa mengurangi risiko penyakit seperti kanker, hipertensi, penyakit hati (liver), serangan jantung, dan stroke. Selain itu, teh juga membantu menurunkan serta mengendalikan berat badan. Karena segudang khasiat yang ditawarkan ini, teh menjadi minuman favorit orang-orang, terutama di Asia, sejak berabad-abad lalu. 

2.    Yang terjadi jika minum teh setelah makan
     Meski teh sangat bermanfaat bagi kesehatan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda minum teh. Salah satunya adalah kapan Anda sebaiknya minum teh. Baru-baru ini diketahui bahwa minum teh setelah makan berisiko mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi dalam tubuh Anda.
     Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutritional Biochemistry menemukan bahwa kandungan asam tannin dan polifenol dalam teh bisa mengganggu penyerapan protein dan zat besi. Pasalnya, asam tannin dan polifenol akan mengikat kedua zat gizi ini di dalam usus.
Akibatnya tubuh tidak akan bisa menyerap dan mengurai zat-zat ini. Padahal, Anda membutuhkan protein dan zat besi untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Kegunaannya antara lain adalah membentuk jaringan dan sel-sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, menyediakan sumber energi, serta menghasilkan darah yang kaya oksigen.
    Rosander, dkk melaporkan bahwa Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang disantap pada waktu makan. Sejenis makanan khas Amerika Latin  terbuat dari tepung maezena, beras dan kacang hitam mengandung besi sebanyak 0,17 mg. Bila ditambah dengan vitamin C dalam bentuk asam askorbat murni 50 mg atau kembang kol (125 mg), jumlah besi yang terserap akan meningkat berturut-turut menjadi 0,41mg atau 0,58 mg. Sebaliknya apabila minum teh, terutama teh kental maka hal ini akan menimbulkan pengaruh penghambatan nyata pada penyerapan besi (De Mayer, 1993).
     Hasil penelitian yang serupa juga bisa dilihat dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition. Dalam studi tersebut, terbukti bahwa jika Anda mengonsumsi teh sambil makan atau habis makan, kandungan tannin dan polifenol dalam teh Anda pun akan langsung mengikat protein dan zat besi sebelum sempat diserap oleh tubuh. Akibatnya, gizi yang Anda dapatkan dari makanan Anda pun jadi sia-sia. Maka, orang yang kekurangan zat besi atau menderita anemia sebaiknya menghindari minum teh baik habis makan atau sambil makan.
     Dr. Ovi menjelaskan kekurangan zat besi bisa membuat seseorang menderita anemia (kekurangan darah). Hal ini akan sangat berbahaya bila sampai terjadi pada ibu hamil, karena risikonya kesehatan jelas menghantui si bayi. Anemia selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan pada bayi maupun ibunya. Risiko pada bayi misalnya persalinan prematur atau berat lahir bayi yang rendah, dan bayi lahir cacat pada tulang belakang atau otaknya (neural tube defects). Sedangkan untuk sang bunda, anemia dapat mengakibatkan postpartum depression alias depresi pasca persalinan.
     Selain makanan, penyakit infeksi seperti tuberkulosis (TB) juga dapat menghambat penyerapan nutrisi penting dalam tubuh. Sebab, kuman TB akan menggerogoti tubuh, sehingga ketika saat penderitanya makan, infeksi di dalam tubuhnya malah bersaing mengambil zat gizi.

3.    Kapan waktu terbaik untuk minum teh?
     Bila Anda tidak dianjurkan untuk minum teh habis makan, kapan sebaiknya waktu terbaik untuk minum teh?
     Kalau setelah makan Anda memang ingin minum teh, beri jeda kira-kira setengah jam sampai satu jam. Pilih jenis teh yaitu teh hijau. Pasalnya, teh hijau bisa membantu melancarkan pencernaan dan tidak terlalu berdampak pada penyerapan zat besi dan protein layaknya teh hitam. Pastikan juga bahwa Anda tidak minum teh terlalu banyak setelah makan. Batasi sampai satu cangkir saja.
     Idealnya, teh diminum kira-kira satu jam sebelum makan. Anda juga bisa minum teh di sela-sela waktu makan. Pada saat ini, pencernaan Anda sudah selesai menyerap berbagai gizi yang diterima oleh tubuh waktu Anda makan. Kandungan teh yang bermanfaat juga jadi lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.
     Anda juga sebaiknya menghindari minum teh sebelum tidur. Di malam hari, sistem pencernaan Anda sudah tidak bekerja sebaik di siang hari. Maka, tubuh akan lebih sulit untuk mengurai gula dan berbagai nutrisi penting dalam teh Anda. Teh juga mengandung kafein yang bisa membuat Anda terjaga dan sulit tidur.



KSR-UH.XX.004

Posting Komentar

 
Back To Top