INFO MARKAS

Potret Kemanusiaan Kartini Masa Kini


RA Kartini merupakan tokoh perempuan Indonesia yang dikenal karena perannya dalam kesetaraan antara pria dan wanita di tanah air. Raden Ajeng Kartini juga disebut sebagai tokoh emansipasi wanita. Berkat perjuangannya, kini wanita dan pria memiliki kesetaraan yang sama di masyarakat. Kartini merupakan sosok wanita yang banyak menginspirasi bukan hanya dari golongan wanita saja tetapi juga mereka yang berasal dari kalangan pria. Tidak setiap orang punya kemampuan istimewa untuk menginspirasi atau memotivasi orang lain, apalagi hingga melintasi batas waktu, hingga seratus tahun lebih. Hidup Kartini adalah inspirasi bahwa setiap perempuan (dan juga lelaki) indonesia bisa meraih cita cita setinggi apapun. Kalaupun Kartini terus terus dikenang hingga saat ini, bukan saja karena disebabkan warisan surat suratnya, tapi juga karena amal baiknya yg begitu banyak sepanjang hidupnya, hingga spirit Kartini  bisa tetap "hidup" melintasi zaman,  bahkan hingga lebih dari satu abad setelah kepergiannya.

    "Tahukah engkau semboyanku? 'Aku mau!' Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tiada dapat!' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung."

Kalimat diatas merupakan salah satu semboyan seorang Kartini, lantas bagaimana kita yang hidup saat ini memperjuangkan apa yang telah diperjuangkan Kartini dimasa lalu? Ada banyak hal yang tentunya bisa kita lakukan, belajar dari semboyan “Aku mau” harusnya dapat menjadi pemicu untuk kita semua agar dapat bermanfaat untuk sesama salah satunya dengan menanamkan kata “aku mau berjuang untuk kemanusiaan” seperti yang dilakukan oleh KSR PMI UNHAS hingga saat ini. Kemanusiaan identik dengan menjadi seorang relawan dimana tiap manusia akan mempunyai tempat yang tinggi bila mampu melaksankan tugas kemanusiaan. Berbicara tentang relawan dibenak kita mungkin muncul kata-kata seperti seseorang yang memiliki pekerjaan namun tidak dibayar. Yah namanya juga relawan melakukan sesuatu dengan rela kalaupun ada tambahan materi itu merupakan bonus dari Tuhan yang tidak bisa kita tolak. Hingga saat ini KSR PMI UNHAS telah di nahkodai oleh empat tokoh perempuan yang menandakan bahwa tidak adanya diskriminasi gender dalam kepemimpinan khususnya di KSR PMI UNHAS.

Terdapat banyak pandangan tentang bagaimana potret kemanusiaan kartini masa kini, dianataranya:

"Perempuan masa kini jangan hanya menuntut kesetaraan tapi harus mampu menyetarakan, jangan menjadikan kata gender sebagai tameng dan bersembunyi dibaliknya. Kartini masa kini harus berani memposisikan dirinya sebagai seorang relawan. Bukan sekedar menikmati hasil kesetaraan, tetapi lebih kepada melanjutkan tingkat kesetaraan itu sendiri", ujar Nurhaeni (Ketua KSR PMI UNHAS Periode 2018)

“Tanpa disadari pada saat menjadi relawan sama dengan melayani orang lain. Ketika mampu membuat seseorang lain jadi tersenyum dan bahagia, ada rasa kepuasan yang muncul pada diri kita sehingga inilah yang membuat saya bangga berKSR”, ujar Evy Rahmatya (Koordinator Hal 2019).

“Dengan berKSR saya mampu menemukan sebagian kecil arti kehidupan dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai seorang yang mudah iba, semua hal yang di rasakan orang lain baik penderitaan maupun kesenangan mereka secara langsung mendobrak jiwa kemanusiaan saya untuk berjuang dengan mengusahakan apa yang saya punya walau hanya berarti sedikit bagi mereka", Ujar Ida Laila (Diksar XXV KSR PMI UNHAS)

"Bergerak dibidang kemanusiaan dan menjadi seorang relawan itu adalah kerelaan, seseorang tidak dipaksa untuk ini dan itu. Dengan BerKSR kamu bisa mengenal diri kimu sendiri, seperti apa sikapmu jika dihadapkan pada masalah-masalah yang ada di depan matamu. Selain itu, dengan terjun sendiri kamu juga jadi lebih tahu seperti apa lingkunganmu. Kamu belajar menjadi lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugasmu untuk saling peduli dengan lingkungan sekitar", Ujar Adetya Chaerunnisah (Koordinator PSDA 2019).

Sepanjang hidupnya yang singkat, Kartini telah melakukan yang terbaik, untuk dirinya sendiri, juga untuk kemanusiaan. Sekarang saatnya kita menikmati apa yang kartini telah perjuangkan dengan cara kita masing-masing dengan menjadi lebih bermanfaat untuk orang lain karena tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai.

Pada akhirnya, mari kita menegaskan kembali bahwa perjuangan kartini adalah perjuangan kemanusiaan dan menjadi seorang relawan atau volunteer itu hal yang Istimewa. Menjadi relawan adalah pilihan jalan untuk memberi manfaat bagi orang lain. Memang, banyak cara lain untuk bermanfaat. Relawan bukanlah jalan satu-satunya. Tapi, menjadi relawan adalah pilihan. Pilihan bagi orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri untuk mengambil risiko lebih dalam mendukung program peningkatan kualitas hidup sesama dengan cara yang berbeda.

Noi Siamo Tutti Fratelli.....!!!!!

Posting Komentar

 
Back To Top