Oleh : Sri Wahyuni
LB dan Andi Ade Astrid Kurnia
PMR SMA Negeri 8 Bulukumba
Tokoh inspiatif merupakan tokoh yang dapat dijadikan
sebagai idola ataupun teladan yang dapat mencontohkan prilaku baik dalam
kesehariannya. Setiap individu sebenarnya diwajibkan untuk memiliki inspirator
dikarenakan inspirator dapat memberikan semangat dan juga motivasi-motivasi setiap
kegiatan yang dilakukan oleh inspirator. Pada hakekatnya, tokoh inspiratif juga
memiliki sisi baik dan juga memiliki sisi buruk sehingga kita harus jeli dalam
memilih inspirator agar mendapat manfaat dalam mengidolakan sang inspirator.
Tokoh inspiratif biasanya berasal dari kalangan selebritis, politik, ulama, dan
sebagainya.
Di dalam lingkungan sekolah penulis, pemuda pemudi
memiliki hobby dan gemar untuk mengidolakan seseorang yang sebenarnya sungguh
tidak patut untuk diidolakan dikarenakan para pemuda pemudi memilih inspirator
yang tak sejalan dengan beberapa unsur seperti agama dan budaya masyarakat indonesia.
Sebenarnya tak ada larangan untuk mengidolakan siapapun akan tetapi pemuda
pemudi harus pandai-pandai dalam memilih inspirator agar dapat menjadikannya
teladan yang baik dan benar.
Pada
umumnya pemudi biasanya memilih inspirator yang memiliki ketampanan dan
bakat-bakat seperti dancer dan menyanyi sedangkan umumnya pemuda lebih memilih
inspirator yang memiliki wajah cantik dan memiiki bentuk tubuh yang bagaikan
gitar spanyol akan tetapi pemuda pemudi tidak memandang sang inspirator dari
segi sikap dan prilakunya sehingga jika secara terus-menerus diidolakan maka
akan berpengaruh buruk terhadap sikap dan prilaku generasi muda.
Dewasa
ini, banyak para inspirator yang memiliki gaya hidup yang terlalu berlebihan
seperti dalam berpakain, berbicara, dan berdandan. Sang inspirator baik itu
laki-laki maupun perempuan sudah memiliki kuadrat yang sama karena tak kala
seorang perempuan menggunakan pakaian, aksesoris dan lain-lain yang seharusnya
digunakan oleh laki-laki dan begitupun sebaliknya. Sejalan dengan itu, banyak
pula pemuda pemudi yang mencontohkan hal seperti itu dalam kehidupan
sehari-harinya sehingga terkadang istilah “bencong
/ tomboy“ sering kita dengar dan lebih buruknya lagi banyak generasi muda
tak memiliki rasa malu jika mereka dipanggil dengan istilah yang seperti itu..
Terus, Jika
Tidak Memiliki Inspirator ?
Dewasa
ini, seharusnya pemuda pemudi memiliki seorang inspirator namun bagaimana jika
pemuda pemudi tidak memiliki inspirator?.Yaa pertanyaan yang sangat bagus.
Umumnya pemuda pemudi dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai seorang yang
memiliki moralitas ahlak yang baik sehingga dapat bermanfaat bagi bangsa dan
Negara untuk kedepannya. Ahlak dan moral dapat digali dalam diri pemuda pemudi
namun dengan catatan pemuda pemudi harus memiliki rasa intropeksi diri yang
tinggi sehingga keterpuruan moral dapat diatasi dalam diri pemuda pemudi.
Inspirator
Menurut Unsur Agama Dan Budaya
Di
Indonesia terdapat setidaknya kurang lebih lima agama yang disahkan oleh
pemerintah. Dan salah satunya adalah agama islam dimana agama ini agama yang
memiliki penganut terbanyak di Indonesia. Sesuai ajaran islam, tokoh inspiratif
adalah seseorang yang dapat memberikan petunjuk kejalan yang benar dan mampu dijadikan
teladan dalam kehidupan sehari-hari. Terus bagaimana cara memilih inspirator
yang baik ?. Menurut agama islam tokoh inspirator terbaik adalah Rasulullah
SAW. dan memang Rasulullah SAW. tak hanya diakui oleh umat islam saja tapi juga
oleh umat agama lainnya. Di dalam kitab suci Al-Quran banyak dijelaskan
mengenai kebaikan, sikap dan prilaku mulia, serta kecakapan dalam bidang
politik dan kepemimpinan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Generasi muda dapat
mencontoh dan menggali lebih dalam tentang gerak gerik Rasulullah SAW. di dalam
Assunnah sehingga generasi muda dapat menjadikan Rasulullah SAW. sebagai inspirator
yang benar dan tepat. Seperti penulis yang pernah dengar “siapapun yang engkau idolakan maka kamu akan bersamanya dihari kemudian
baik itu di neraka maupun di surga”.
Secara
history budaya merupakan kebiasaan
yang sering dilakukan para pendahulu kita. Indonesia merupakan negara yang
memiliki beribu-ribu budaya yang tersebar dari sabang sampai merauke. Salah
satu budaya daerah indonesia adalah budaya siri
dan sipakamase-masea. Budaya ini
berasal dari budaya Suku Bugis yang berarti malu
dan hidup sederhana. Dari arti
budaya ini dapat dipetik bahwa kriteria inspirator harus memiliki rasa malu dan
memiliki sifat kehidupan yang sederhana. Rasa malu yang dimaksud bukanlah malu
untuk bertanya dan sebagainya tapi maksud dari kata malu adalah malu untuk
membuat kesalahan dan malu untuk tidak meraih kesuksesan. Sedangkan budaya
hidup sederhana sudah jelas artinya dan tokoh inspirator seharusnya memiliki
sifat hidup sederhana bukan yang suka hidup mewah-mewah serta suka
menghambur-hamburkan harta yang tidak bermanfaat. Sejalan dengan budaya dari
suku bugis ini dapat memberikan pengetahuan cara memilih tokon inspirator yang
dapat diteladani.
Sejalan
dengan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa generasi muda sangat suka
mengidolakan seseorang yang tidak sesuai dengan unsur agama dan budaya sehingga
banyak dari generasi muda yang memiliki ahlak serta moral yang sangat tidak
baik sehingga jika secara terus-menerus dibiarkan maka generasi muda dapat
diprediksi tidak mampu menjadi pemimpin bangsa dan Negara untuk kedepannya.
Memang
tidak etis jika hanya bisa berkomentar dan menyalahkan para generasi muda sebagai
pemeran utama dalam masalah ini. Peran orang tua juga seharusnya ditingkatkan
diamana orang tua harus mampu menjadi seorang motivator atau inspirator bagi
anaknya sehingga anaknya tidak mengidolakan orang lain. selain peran orang tua generasi
muda juga dituntut untuk mengintropeksi diri masing-masing dan tanyakan
pentingnya tokoh inspiratif itu. Jika tokoh inspiratif penting bagi kita maka
Generasi muda harus jeli dan pandai-pandai memilih inspirator dan yang utama
harus sesuai unsur agama dan budaya agar pemuda pemudi dapat bermanfaat bagi
Negara dan bangsa Indonesia kedepannya. Selain itu, di suku bugis terdapat
sebuah budaya yang sangat terkenal, budaya siri’.
Siri’ berarti malu. Para generasi muda yang membuat pilihan yang salah, seperti
mencontoh gaya hidup sang inspirator yang tidak sesuai dengan agama dan budaya
haruslah memiliki malu dan tidak mempermalukan keluarganya. Dalam suku bugis
orang membuat keluarganya malu akan di usir dari kampung.
Posting Komentar