Istilah pemuda sebagai agen perubahan bisa jadi berlaku di semua negara, termasuk Indonesia. Khususnya untuk membantu Indonesia mencapai target Millenium Development Goal's 2015.
"Salah satu target MDG's itu kan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Nah melalui program GenRe atau generasi berencana yang melibatkan remaja Indonesia, kita harap angka kematian ibu dan anak yang menjadi salah satu target MDG's bisa ditekan," kata Kepala BKKBN Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK. Fasli menuturkan ketika remaja paham tentang kesehatan reproduksi, bagaimana merencanakan dan merawat kehamilan serta persalinan. Setelah itu, dengan aktifnya mereka mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mengasuh dan merawat anak, bisa dihasilkan generasi yang berkualitas.
Hal itu ia sampaikan usai menghadiri GenRe Goes To Campus dan Dampak Napza Bagi Remaja di Kampus Akbid dan STIKES Sari Mulia, Jl.Pramuka, Banjarmasin, dan ditulis pada Rabu (23/4/2014).
Dikatakan Fasli, dari 30.000 SMA/SMK/Aliyah, 9.000 sekolah sudah mempunyai GenRe. Sedangkan, dari 3.200 perguruan tinggi swasta dan 93 perguruan tinggi negeri, sudah ada 400 GenRe yang terbentuk. Melalui program GenRe, diharapkan siswa dan mahasiswa bisa mengekspresikan bakatnya melalui kegiatan bermanfaat yang bisa mengeksplor budaya, seni, atau olahraga.
Di samping itu, mereka juga bisa menyampaikan pesan pada remaja lain agar makin paham pentingnya kesehatan reproduksi. Berdasarkan antusiasme dan inisiatif generasi muda, mereka punya rangkaian kegiatan yang memberdayakan kreativitas dan membawa pesan kesehatan. Bahkan para remaja bisa berinovasi dengan membuat goyangan atau rap GenRe.
"Supaya ke depannya mereka bisa membantu temannya supaya jangan terlibat pada tiga hal yaitu seks bebas, narkoba, dan HIV-AIDS. Jadi pesimisme kalau permuda terperangkap pergaulan bebas, jumlahnya memang naik tapi di samping itu juga ada kok aktivis pemuda yang berlatih memberi konseling peer educator," terang Fasli.
"Salah satu target MDG's itu kan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Nah melalui program GenRe atau generasi berencana yang melibatkan remaja Indonesia, kita harap angka kematian ibu dan anak yang menjadi salah satu target MDG's bisa ditekan," kata Kepala BKKBN Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK. Fasli menuturkan ketika remaja paham tentang kesehatan reproduksi, bagaimana merencanakan dan merawat kehamilan serta persalinan. Setelah itu, dengan aktifnya mereka mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mengasuh dan merawat anak, bisa dihasilkan generasi yang berkualitas.
Hal itu ia sampaikan usai menghadiri GenRe Goes To Campus dan Dampak Napza Bagi Remaja di Kampus Akbid dan STIKES Sari Mulia, Jl.Pramuka, Banjarmasin, dan ditulis pada Rabu (23/4/2014).
Dikatakan Fasli, dari 30.000 SMA/SMK/Aliyah, 9.000 sekolah sudah mempunyai GenRe. Sedangkan, dari 3.200 perguruan tinggi swasta dan 93 perguruan tinggi negeri, sudah ada 400 GenRe yang terbentuk. Melalui program GenRe, diharapkan siswa dan mahasiswa bisa mengekspresikan bakatnya melalui kegiatan bermanfaat yang bisa mengeksplor budaya, seni, atau olahraga.
Di samping itu, mereka juga bisa menyampaikan pesan pada remaja lain agar makin paham pentingnya kesehatan reproduksi. Berdasarkan antusiasme dan inisiatif generasi muda, mereka punya rangkaian kegiatan yang memberdayakan kreativitas dan membawa pesan kesehatan. Bahkan para remaja bisa berinovasi dengan membuat goyangan atau rap GenRe.
"Supaya ke depannya mereka bisa membantu temannya supaya jangan terlibat pada tiga hal yaitu seks bebas, narkoba, dan HIV-AIDS. Jadi pesimisme kalau permuda terperangkap pergaulan bebas, jumlahnya memang naik tapi di samping itu juga ada kok aktivis pemuda yang berlatih memberi konseling peer educator," terang Fasli.
Sumber: www.detik.dom
Posting Komentar