INFO MARKAS

ICT For HUMANITY

Darah merupakan materi biologis yang hidup dan belum dapat diproduksi di luar tubuh manusia. Artinya, ketersediaan darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam mendonorkan darahnya. Namundalam kenyataannya persentase donasi darah lebih minim dibandingkan dengan tingkat kebutuhan darah. Data kebutuhan darah di Indonesia sekitar 4,5 juta kantong yang dibutuhkan per tahun (2% jumlah penduduk Indonesia) sedangkan jumlah donasi masih sekitar 2,1 juta kantong dan baru sekitar 70% di antaranya yang berasal dari donor sukarela. Bahkan pada beberapa daerah didominasi oleh donor pengganti berasal dari donor bayaran.

Berdasarkan data UDD PMI kota Makassar kebutuhan darah perhari di Kota Makassar sebanyak 100 – 150 kantong darah perhari, namun hanya sekitar separuhnya saja yang mampu dipenuhi,artinya terdapat kekurangan setengah dari kebutuhan darah. Sedangkan yang kita ketahui bahwa tanpa darah yang cukup, seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian.

Terjadinya ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan ketersediaan darah ini, selain disebabkan oleh rendahnya motivasi masyarakat untuk mendonorkan darah, juga dikarenakan aliran informasi yang kurang bagus antara tiga pihak yakni keluarga pasien yang membutuhkan darah, calon pendonor dan unit layanan transfusi darah. Sulitnya mendapatkan informasi mengenai ketersediaan stok darah di unit – unit transfusi darahserta keterlambatan penyebaran informasi mengenai kebutuhan darah dapat berimbas pada sulitnya para calon pendonor untuk memperoleh informasi kebutuhan darah golongan tertentu, akibatnya adalah pencarian kantong darah memakan waktu yang cukup lama dan tidak efektif.

Hal ini sangat dirasakan oleh teman – teman dari PDDK (Perhimpunan Donor Darah Kampus) KSR PMI UNHASsebagai salah satu badan yang bertugas melayani permintaan darah yang masuk (baik donor darah sukarela maupun pengganti) dan menghimpun pendonor yang ada di kampus Universitas Hasanuddin. Sistem pencarian donor darah secara manual yang masih mengandalkan buku databases golongan darah mahasiswa yang kemudian akan dihubungi langsung melalui telepon, dirasakan sudah tidak efektif dan tidak efisien lagi, selain membutuhkan biaya operasional yang mahal, cara ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari calon pendonor yang sesuai. Padahal dalam kondisi gawat darurat, setiap menit dapat menentukan kelangsungan hidup seorang pasien.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat diintegrasikan dengan teknologi yang cukup mudah dioperasionalkan oleh orang awam sekalipun, sehingga dengan adanya sistem ini, mampu mengatasi permasalahan yang ada agar pelayanan donor darah bisa lebih cepat, efisien, aman dan terpercaya, untuk keperluan masyarakat dan dapat meningkatkan pelayanan untuk membantu masyarakat luas yang berperan sebagai user,  yang akan memperoleh informasi yang akurat dan terbaru tanpa dibatasi jarak, ruang, dan waktu.

Dengan tuntutan masyarakat yang serba praktis, maka diperlukan efisiensi terhadap sistem manual yang diterapkansaat ini, dengan cara memanfaatkan teknologi yang mengarah ke mobile sehingga dapat di-update serta diakses baik itu melalui browser (internet) maupun handphone (sms). Dengan demikian akan tercipta sistem yang akan menjamin ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses, dan terjangkau oleh masyarakat.


Posting Komentar

 
Back To Top