INFO MARKAS

Ontel dan sebuah pengorbanan : Catatan Kecil untuk ayah

“Sepeda kumbang”, itulah sebutan bagi sepeda yang satu ini ditempat kelahiran saya. Namun, sepeda ini lebih dikenal dengan sebutan ontel, entah dariman nama ini berakar dan alasan apa yang dimiliki oleh orang yang pertama kali memberinya nama. Mungkin pantas kita mengatakan di jaman sekarang ini, serba IT, bahwa sepeda ini unik dan berumur. Sedikit orang melirik keberadaan sepeda ini, apalagi ingin memilikinya atau hanya dijadikan koleksi, bahkan yang memilikinya pun enggan untuk menggunakannya lagi, entah apa alasannya. Namun dibalik itu semua, bukan pandangan orang terhadap sepeda ini yang akan menjadi catatan kecil dalam tulisan ini, melainkan sejauh mana sepeda ini memberikan kehidupan dan semangat hidup bagi seseorang…dialah AYAH yang selama ini menguras keringat untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Bagi mereka yang pertama kali melihatnya akan menganggap beliau berperangai kasar, namun sebenarnya beliau sedikit pemalu dan penyabar. Bahasanya pun kadang tidak bisa dipahami, maklum sekolah dasar pun tidak pernah beliau sentuh, sehingga percakapan sehari hari menggunakan bahasa ibu yang digabung dengan bahasa Indonesia yang kurang baik. Setiap harinya di pagi hari, setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba, beliau pun sudah siap dengan peralatan tempurnya, si ontel, menuju rumah kedua baginya, kebun dan sawah. Satu hal yang selalu membuat saya bangga adalah keikhlasan beliau dalam bekerja, tidak pernah sekali pun saya melihat beliau mengeluh setelah pulang dari medan                    tempur, meskipun terkadang si ontel bermasalah atau hasil dari berkebun dan bersawah tidak memuaskan atau bahkan tidak membawa ole-ole bagi keluarganya. Hari demi hari, itulah yang beliau lakukan hingga hari ini. Semangat hidup yang beliau miliki tidak pernah luntur…

Sang Maha Agung selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya , dengan semangat dan keringat yang mengucur selama ini telah memberikan beliau kehidupan yang baru, memberikan semangat yang baru, anak-anaknya telah menjadi “seseorang” yang didambakan bagi setiap keluarga. AYAH… sekalipun anakmu ini tidak pernah membuatmu tertawa, tapi anakmu ini selalu berdoa untuk kesehatan dan kekuatan bagimu, untuk selalu tersenyum dalam keadaan susah dan senang, untuk selalu memiliki semangat hidup, bagi kami keluargamu tercinta. WE LOVE YOU, Dad.

Penulis
Rahmat Djamaluddin,SS.
Anggota Kehormatan KSR PMI UNHAS

 
Back To Top