Meja makan merupakan meja yang digunakan untuk makan bersama. Makan bersama keluarga, teman-teman ataupun rekan kerja. Jarang sekali kita dapatkan meja makan yang hanya terdiri dari satu kursi saja, minimal ada dua. Saat ini tidak banyak kita dapatkan seseorang yang makan sendirian, karena menganggap makan bersama akan membuang-buang banyak waktu untuk sekedar mengobrol dan bertukar cerita saja padahal ada banyak kesibukan lain yang menanti. Sebenarnya ngobrolnya itu yang paling penting kalau kita membahas filosofi meja makan, mungkin itulah sebab mengapa sebagian meja makan bentuknya bundar, untuk membuat nyaman posisi kita untuk saling mengobrol. Akan ada banyak cerita yang mengalir di meja makan. Kita menjadi ingin tahu tentang orang lain bukan hanya fokus pada diri sendiri sehingga menjadi kesempatan yang ideal untuk memperkuat ikatan emosional. Juga membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik karena kita belajar menjadi pendengar yang baik, dan sabar menunggu sementara orang lain sedang berbicara. Masalah-masalah kita yang dicurahkan ketika bercerita akan menuai banyak saran dan masukan dalam penyelesaian karena ada banyak kepala yang ikut berpikir. Seperti yang pernah dikatakan oleh presiden RI yang ke7, ‘’Jika menemui suatu masalah, hendaknya bukan tindakan represif yang dipilih, melainkan komunikasi. Misalnya warga Waduk Pluit, kita sudah bertemu berkali-kali, tapi masih ada masalah. Ya, saya ajak makan saja.’’Untuk kita yang masih menyandang status mahasiswa, mengapa bukan di meja belajar? Kalau kita mengobrol bersama teman-teman di meja belajar, maka membuat kita tidak belajar, tugas-tugas akan terabaikan. Betapa banyak makna dari meja makan, tidak seperti meja-meja lain yang terkesan indvidualis.
Filosofi Meja Makan
Ditulis Oleh KSR PMI UNHAS pukul 19.06 | Tulisan | Comments : 0
Meja makan merupakan meja yang digunakan untuk makan bersama. Makan bersama keluarga, teman-teman ataupun rekan kerja. Jarang sekali kita dapatkan meja makan yang hanya terdiri dari satu kursi saja, minimal ada dua. Saat ini tidak banyak kita dapatkan seseorang yang makan sendirian, karena menganggap makan bersama akan membuang-buang banyak waktu untuk sekedar mengobrol dan bertukar cerita saja padahal ada banyak kesibukan lain yang menanti. Sebenarnya ngobrolnya itu yang paling penting kalau kita membahas filosofi meja makan, mungkin itulah sebab mengapa sebagian meja makan bentuknya bundar, untuk membuat nyaman posisi kita untuk saling mengobrol. Akan ada banyak cerita yang mengalir di meja makan. Kita menjadi ingin tahu tentang orang lain bukan hanya fokus pada diri sendiri sehingga menjadi kesempatan yang ideal untuk memperkuat ikatan emosional. Juga membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik karena kita belajar menjadi pendengar yang baik, dan sabar menunggu sementara orang lain sedang berbicara. Masalah-masalah kita yang dicurahkan ketika bercerita akan menuai banyak saran dan masukan dalam penyelesaian karena ada banyak kepala yang ikut berpikir. Seperti yang pernah dikatakan oleh presiden RI yang ke7, ‘’Jika menemui suatu masalah, hendaknya bukan tindakan represif yang dipilih, melainkan komunikasi. Misalnya warga Waduk Pluit, kita sudah bertemu berkali-kali, tapi masih ada masalah. Ya, saya ajak makan saja.’’Untuk kita yang masih menyandang status mahasiswa, mengapa bukan di meja belajar? Kalau kita mengobrol bersama teman-teman di meja belajar, maka membuat kita tidak belajar, tugas-tugas akan terabaikan. Betapa banyak makna dari meja makan, tidak seperti meja-meja lain yang terkesan indvidualis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar