“Takut Jarum Suntik”
adalah salah satu alasan yang dominan muncul ketika kita mengajak orang lain
untuk donor darah. Ada yang bilang sejak dulu sudah takut jarum suntik, ada
yang bilang jarum untuk donor darah besar sekali dan berbagai alasan lainnya.
Meskipun mulut kita berbusa-busa menjelaskan manfaat donor darah dan banyaknya
permintaan transfusi darah tapi terkadang mereka tetap saja bersikeras untuk
tidak donor darah. Tapi tidak ada yang sia-sia, kali ini kita akan sedikit
bercerita tentang sosok yang awalnya terlihat begitu keras kepala dan akhirnya
menjadi indpirasi untuk tulisan kali ini.
“Ya Allah, jarum suntik ini benar-benar masuk ke kulit ku” teriaknya ketika petugas aftaf mulai memasukkan jarum.
Lawan ketakutanmu, tunjukkan
kepedulianmu..
Saat itu, suasana stand
donor darah sangat sepi, padahal begitu banyak orang lalu lalang di sekitarnya.
Setiap kali kami mencoba untuk menawarkan selalu saja berbagai alasan penolakan
yang terdengar, yah tentu saja alasan “takut jarum suntik” selalu ada. Saat
sedang putus asa-putus asanya seorang cewek dan cowok berjalan ke arah stand
donor darah. Rasanya seperti tuhan mengirimkan semangat untuk terus bekerja
melalaui dua orang ini. Awalnya kami semua mengira yang akan donor darah adalah
si cowok karena badan si cewek terlihat kurus. Tapi sesampainya di stand
ternyata yang ngebet mau donor darah adalah si cewek. Bahkan saat pemeriksaan
Hb dan Tensi dia berulang kali mengucapkan kalimat begitu berharap untuk bisa
donor darah. Sementara si cowok ternyata hanya diam berdiri menatap ngeri.
Salah satu dari kami mengambil kesempatan untuk membujuk si cowok untuk donor
darah.
“Terima kasih, saya
takut jarum suntik.” Ujar si cowok.
Ini bukan penolakan
donor darah pertama bagi kami, jadi kami terus berusaha mengajaknya dengan
berbagai cara. Menjelaskan manfaat donor darah bagi kesehatan, betapa
dibutuhkannya darah bagi para pasien yang bergantung pada transfuse, donor
darah tidak akan membuat gemuk pingsan sampe kalimat-kalimat yang agak
menyinggung seperti menjatuhkan dia sebagai cowok karena takut jarum suntik.
Tapi si cowok tetap bersikeras untuk tidak donor darah.
“Setelah ini saya masih
harus bekerja, kalo saya donor darah bisa-bisa saya pingsan” ujar si cowok.
Tapi kami tidak
henti-hentinya membujuk, bahkan orang-orang PMI yang bertugas juga ikut mebujuk
si cowok tapi dia tetap bersikeras.
“Nanti sajalah, belum
terpanggil hatiku” Jelas si cowok menanggapi bujukan kami.
Entah kenapa kami tak
putus asa untuk membujuk, seolah percaya kalo dia akan luluh dan donor darah,
sayangnya sampai si cewek selesai donor darah, si cowok tetap tidak mau.
“Nanti saja, klo saya
mau saya akan datang sendiri ke sini “ kata si cowok sebelum pamitan untuk
kembali bekerja.
Namun, beberapa menit
setelah mereka berdua pergi dari stand mereka kembali dan si cowok menyatakan
siap untuk donor darah. Meskipun rada-rada ketakutan, tapi dia tidak
mengurungkan niatnya.
“Ya Allah, jarum suntik ini benar-benar masuk ke kulit ku” teriaknya ketika petugas aftaf mulai memasukkan jarum.
Ketika ditanyakan
bagaimana rasanya, dia menjawab ternyata tidak sesakit yang saya bayangkan,
hanya sakit sedikit di awal setelah itu sudah tidak terasa apa-apa. Bahkan
sampai selesai donor darah si cowok mengaku tidak merasakan pusing atau apapun
dan dia berjanji akan donor darah tiga bulan ke depan.
Kalo orang ini bisa, knapa kalian tidak ?
Kalo orang ini bisa, knapa kalian tidak ?
Semoga dengan membaca
tulisan ini orang-orang yang takut donor darah bisa semakin membuka mata dan
sadar bahwa donor darah tidak semengerikan yang terpikirkan di kepala mereka. Sesuatu
yang mereka takutkan, di tempat lain adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan
untuk melanjutkan nafas kehidupan. (EL)
Let’s Donate Your Blood
J
Ini dia eksresinya pas donor darah |